Ya,belahan jiwaku sebuah kota romantis
nan jauh di belahan bumi utara. Tidak seperti dugaan awalku memang, bayangan
akan kemegahan gedung pencakar langit dimana-mana, sumpek, padat, dan sesak,
serta dengan tinggi badan rata-rata orang Asia (seperti China dan ASEAN). Saya
tidak mengatakan kota ini jelek, bahkan sebaliknya. Kota ini
SANGAT..SANGAT..SANGAT Kerrrrrreeeennn..!! Tata kota yang cantik, dengan tembok
bata, jalan yang mungil-mungil, sungguh unik. Sekilas mirip seperti perumahan
di Spanyol (belum pernah kesana she,tapi pernah liat lewat foto dsb). Sistem
transportasi yang kompleks mulai dari adanya MRT, Buswaynya, Kereta Express, dan
Taxi. MRT dan Busnya pun mencakup hingga pinggiran kota Seoul (tidak
seperti di Guangzhou).
Oke, kita mulai dari awal.
Kami munuju Seoul terdiri dari 4
orang, yang meeting pointnya adalah bandara LCCT KLIA, Kuala Lumpur. Saya
sendiri berangkat dengan rute MataramàDenpasaràLCCT, dan 3 orang travelmate lainnya berangkat dengan
rute Makassar àLCCT.
Pada tanggal 8 September 2011, kesepakatan awalnya adalah bertemu di LCCT jam
10 pagi, karena pada pukul 02.55 pm, pesawat kami boarding menuju Incheon, Seoul. Hingga jam 12 dalam penantian
(lebaynya,heee) 3 orang lainnya tidak kunjung datang, akhirnya saya memutuskan
untuk verifikasi tiket terlebih dahulu (cek in sudah saya lakukan beberapa hari
sebelumnya melalui websitenya). Saya memutuskan untuk menunggu di waiting room dalam bandara saja. Setelah
melewati proses imigrasi dll, akhirnya sampailah di waiting room LCCT, tepatnya gate
13. Jam 02.45, ternyata penumpang harus naik pesawat, 3 orang travelmateku
tidak kunjung datang. Perasaan gelisah mulai menghantui, karena mereka yang
menyusun segala rincian perjalanan dan tempat penginapan selama di Seoul. Memang,
untuk perjalanan kali ini persiapan saya sangat kurang, ini diakibatkan
ketidakpastian mengenai keberangkatan saya karena masalah visa. Akhirnya,
saya naik pesawat terlebih dahulu dan sempat mengambil gambar terlebih dahulu,he...
Sekitar 10 menit
duduk di kursi pesawat terbesar yang pernah saya naiki,muncul dari kejauhan 3
sosok yang saya kenal. Horee!! Akhirnya teman-temanku datang, dan untungnya
mereka masih diizinkan untuk menaiki
pesawat, berhubung tadi saya mendengar final call untuk penerbangan ini.
minta bule korea fotoin di depan AirAsia X, di LCCT KLIA |
Perajalanan sekitar 6,5 jam
sungguh melelahkan bagi saya, apalagi ditambah saya tidak memesan makanan
sebelumnya serta tanpa air minum. Seperti terbang di atas gurun pasir
beralaskan kursi busa. Dari kejauhan saya melihat sesosok penari gurun, sedang
menari sambil memegang ceret air minum. Oh,ternyata hanya ilusiku, itu adalah
pramugari yang mendorong kereta berisi maknan dan minuman. Sial! Saya hanya
memiliki uang rupiah dan dolar Amerika. Akan tetapi, setelah bertanya ke
pramugarinya, saya bisa mempergunakan rupiah yang saya miliki. Kembaliannya adalah
ringgit Malysia, hahaha,saya hanya tertawa dalam hati. Seandainya saya bisa
membelanjakan mata uang rupiah dimana-mana, saya akan sangat mencintai negeri
yang mulai ditinggal para followers sejatinya ini.
Akhirnya, sekitar pukul 08.55 pm
waktu Seoul, kami menginjakkan kaki untuk pertama kali di negeri ginseng.
Memasuki area imigrasinya, muncul perasaan was-was, khawatir mengalami masalah
seperti di Singapore dahulu. Akan tetapi 180 derajat berbeda, kami tidak ditanya satu
patah kata pun. Sama seperti ketika saya di Guangzhgou, mungkin Negara Asia
Timur kurang fobia ya atau karena WNI disana tidak terlalu banyak yang bermasalah.
Kami memutuskan untuk makan
terlebih dahulu di KFC dan kemudian menginap di Bandara Internasional Incheon…..(bersambung)
mana nih lanjutannya...
BalasHapusmain ke blog ane gan.. ibonobi.wordpress.com